Rabu, 14 April 2010

Seni Memilih Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa merupakan asuransi yang paling direkomendasikan perencana keuangan. Sayangnya, belum banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya asuransi ini. Sebagian lagi, malah terjebak asuransi jiwa `abal-abal`.
Sebuah penelitian yang dilakukan bank asing terkemuka menunjukkan, 70% orang tidak siap bila harus kehilangan pencari nafkah utama keluarga. Selain alas an tidak siap secara mental, para responden terutama wanita, belum siap jika harus kehilangan sumber pencari nafkah utama, yakni suami.
Meski gerakan emansipasi wanita telah digembar-gemborkan puluhan tahun yang lalu, namun di sejumlah negara di asia, pria tetap merupakan tulang punggung keluarga. Akibatnya, ketika sewaktu-waktu suami meninggal dunia atau cacat permanen, banyak keluarga menjadi terlantar, disinilah letak pentingnya asuransi jiwa.
Asuransi jiwa berfungsi sebagai pelindung ketika kematian datang tiba-tiba atau kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya fungsi sebagian anggota tubuh. Premi asuransi jiwa yang yang cair setidaknya bisa digunakan untuk kelngsungan hidup beberpa waktu ke depan. Artinya, keluargha yang ditinggalkan tidak mendadak miskin, namun memiliki waktu untuk berbenah dan melanjutkan hidup yang layak.
Health planner, Aidil Akbar Madjid MBA CFE RFC menguraikan, asuransi jiwa sangat penting dimiliki bagi mereka yang memiliki tanggungan. "Asuransi jiwa tidak melulu diperuntukkan bagi suami yang bertugas mencari nafkah. Orang yang masih single pun jika memiliki tanggungan adik atau orang tua yang setiap bulan rutin mesti dibantu, sebaiknya juga memiliki asuransi jiwa. Maka apabila sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diharapkan, keluarga yang menjadi tanggungan tidak limbung seketika," ucapnya.
Aidil menekankan, asuransi jiwa bukan untuk mendahului takdir Tuhan, akan tetapi sebagai langkah preventif bila keadaan genting terjadi. Sungguh tidak ada salahnya mengikuti pameo yang mengatakan "sedia paying sebelum hujan". Pendapat snada juga disampaikan Ligwina Hananto, perencana keuangan. Wina, mengungkapkan selain pentingnya asuransi jiwa bagi para pencari nafkah keluarga, penting juga diperhatikan nilai premi dari asuransi tersebut. Pasalnya, banyak orang yang tidak jeli melihat nilai premi yang diberikan, bila hal tidak diinginkan terjadi . "Client yang datang pada saya kadang terbengong-bengong krtika mengetahui uang pertanggungan asuransi jiwa mereka sangat kecil untuk menopang hidup keluarga yang ditinggalkan.
Agar nilai uang pertanggungan yang ditinggalkan pada anggota keluarga bisa bermanfaat, penting untuk dilakukan perhitungan secara jeli. Jangan lupa, perhitungkan pula kenikan inflasi yang bisa mencapai 12%. Dengan demikian, nilai yang ditinggalkan bagi anggota keluarga terkasih bisa betul-betul bermanfaat. Memilih asuransi jiwa yang tepat sesuai dengan harapan serta cicilan yang tidak memberatkan. Ternyata susah-susah gampang. Bila anda mengharapkan asuransi jiwa dengan pertanggungan hingga Rp 1 M, tentu cicilan preminya tidak murah. Sebaliknya asuransi jiwa yang murah nilai pertanggungannya tidak signiifikan.
"Pilih asurans jiwa yang seimbang, misalnya uang pertanggungan cukup untuk biaya kuliah anak dan cukup pula untuk menghidupi keluarga," papar Aidil singkat. Yang jelas, setiap pencari nafkah baik istri atau suami, dimana bila salah satu sudah tidak bekerja akan mempengaruhi kondisi keungan keluarga sebaiknya memiliki asuransi jiwa.
Lebih lanjut, seiring berkembangnya zaman, asuransi jiwa kini telah berkembang dan mempunyai banyak pilihan. Pilihan dimulai dengan asuransi murni (term life), (whole life), hingga yang sekarang pemasarannya tengah gencar dilakukan yaitu unit link. Unit link merupakan kombinasi produk asuransi jiwa dengan investasi. Produk ini dikabarkan kurang pas, karena keuntungan yang diberikan pada nasabah tidak maksimal, selain biaya administrasinya yang juga memberatkan. Meski demikian, apapun pilihannya, Aidil hanya menekankan agar setiap orang memilih asuransi jiwa dengan premi yang simbang.
Artinya cari asuransi jiwa yang murah, namun benefitnya tinggi dimana uang pertanggungannya bisa dimanfaatkan maksimal oleh seluruh anggota keluarga yang ditinggalkan. "Dulu asuransi lahir, murni sebagai proteksi. Namun banyak nasabah asuransi yang merasa rugi bila uang pertanggungan tidak turun. Nasabah juga menginginkan produk asuransi yang member return yang banyak. Maka lahirlah unit link yang bisa memberikan hasil lewat investasi," kata Aidil.
Bagi anda yang tertarik pada unit link, Aidil menyarankan agar bertanya dulu dengan pihak yang independen. Menurutnya unit link cocok bagi mereka yang berpenghasilan Rp 15 sd. Rp 20 juta. Premi unit link yang dijula saat ini berkisar RP 700 rb per bulan, nilai tersebut menjadi kurang maksimal disbanding dengan berinvestasi dan berasuransi secara terpisah.
"Unit Link adalah produk yang bagus, trutama bagi mereka yang mampu, karena ada tax protection-nya. Ini produk untuk orang yang bergaji tinggi dan mapan," tegasnya. Sekarang, apakah anda telah melindungi diri dengan asuransi jiwa? Jika perusahaan tidak menyediakan, tak ada salahnya membeli asuransi jiwa sendiri dan orang-orang yang anda kasihi. Lagipula mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? (NERACA weekend 1 April 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap tinggalkan nama dan email anda