Selasa, 05 April 2011

PROSPEK INDUSTRI ASURANSI JIWA DI INDONESIA

Berbeda dengan jenis asuransi lainnya, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga September 2007 Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi bruto telah mencapai Rp 32,4 triliun, naik 71% dibandingkan periode yang sama tahun 2006. Padahal angka ini baru mencakup 39 dari total 46 perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia.

Kenaikan ini terutama dipicu oleh penjualan produk unit link yang belakangan ini memang sangat fenomenal. Sampai dengan Juni 2007 pendapatan premi dari unit link ini telah mencapai Rp 5,75 triliun atau hampir dua kali lipat dari perolehan di periode yang sama tahun 2006. Salah satu faktor utamanya adalah mulai bergesernya minat masyarakat dari produk asuransi tradisional (tidak ada nilai tunai) menjadi unit link di mana pada waktu yang diperjanjikan tertanggung memperoleh nilai tunai selain dari manfaat proteksi kesehatan. Produk ini disukai karena merupakan gabungan antara proteksi dengan investasi.

Dengan pencapaian yang meyakinkan pada 2007 tersebut, bagaimanakah kinerja pada 2008? Pada 2008 diperkirakan asuransi jiwa masih akan terus tumbuh signifikan. Hal ini mengingat adanya beberapa faktor pendukung, diantaranya adalah makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan. Disamping itu, fenomena penjualan unit link yang luar biasa juga didukung oleh inovasi produk dan penurunan suku bunga perbankan. Masyarakat juga mulai mencari alternatif investasi lain yang memberikan imbal hasil yang lebih menarik dibanding deposito di bank. Dari sektor makro, target pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi hingga mencapai angka 6,8% juga menambah keyakinan tersendiri akan semakin bertumbuhnya asuransi jiwa pada 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap tinggalkan nama dan email anda